Senin, 28 September 2015

Hai Masa lalu ..



Hai masalalu..
Hai masa lalu ..
Tidak, aku hanya ingin menyapa.
Berdebukah kau? Maaf aku semakin jarang mengunjungimu. Aku disibukan dengan maa kini dan impian masa depan. Tenang saja, aku tak akan melupakanmu, aku hanya mungkin akan jarang menengokmu.
Hai masa lalu
Aku hanya ingin menyapa.
Terimakasih pernah ada, terimakasih telah menjadi bagian dalam perjalananku, sedihpun bahagia , terimakasih atas segala hal yang terlewati
Hai masa lalu
Setidaknya kau telah memberi tamparan keras dalam hidupku, kau ajari aku untuk bangun diantara kepedihan, perihal apapun .
Hai masa lalu
Lihatlah kau bagaimana aku masa kini?
Bagaimana menurutmu?
Semoga engkau bangga, sebab apapun yang aku capai adalah karna ssemua pelajaran di masa laluku yang begitu membekas dan mampu membentukku.
Hai masa lalu
Mari berdamai. Aku akan belajar mendeasa.
Menjadi lebih tangguh di masa kini sebagai penguat langkahku dan pemantap kisahku dimasa depan.
SEMOGA.

Minggu, 05 Juli 2015

aku sedikit lelah ..


Aku sedikit lelah..
Aku sering kali ingin mengeluh, namun hal itu mutak tak boleh
Kini, aku membeci keadaan ,
Keadaan yang membawaku seperti ini
Menerimanya sulit
Tapi aku telah merasakan ini kesekian kali
Aku terpaksa berupura pura dan berbohong, hal itu mutlak tak boleh
Sering kali aku bertanya, kenapa ? kenapa ? kenapa ?
Tak pun mendapat jawaban gemblang
Aku sedikit lelah ..
Tapi kejamku tegas untuk tak mengeluh dan menahannya
Ini terlalu rumit jika di kaitkan dengan permasalahan lain
Terimakasih, atas keindahan yang ku rasa selama ini
Atas segala kata yang tak dapat di rangkai
Lidah yang membungkam segala tangis
Di penjuru hari aku tertahan namun hati ini tak sanggup menahan
Sedikitpun tak berubah, dia tak bergeser, tetap konsisten di kedudukannya
Tuhanku mengetahui, di setiap doaku, aku mencintainya ..


hari ini aku ingin bicara

Hari ini aku ingin berbicara
Terbesit di fikiranku tuk berhenti,
Lelahku mengalahkan segalanya
Sekilas ku tak peduli dengan kenagan yang sudah terlewati
Aku ingin, tapi aku tak mau mengemis
Sepertinya tak layak saja bagiku untuk mengemis dia tuk selalu ada
Dia selalu hadir, kehadiran sesukanya, sekehendaknya, sebutuhnya, seperlunya
Yang sering datang, perlahan pergi , menjauh
Aku tak heran mengapa mereka pergi, atas semua yang ku lakukan, aku mengabaikan mereka
Padahal mereka baik, sungguh, niat mereka ingin membuatku nyaman bersama mereka, dan bahagia bersama mereka, Dan mereka sudah pasti ada
Aku mengabaikannya demi dia
Mungkin dia tak kian paham, aku mengalahkan berbagai prasangka buruk tentangnya
Aku baik baik saja
Ah itu omong kosong, tak sepenuhnya benar
Aku tahan, aku tahan segala rasa yang kian ingin meledak
Rasa perih penantian,
 rasanya kehampaan yang luar biasa
, rasanya rindu pada seseorang yang jelas jelas dia memprioritasku ke urutan ke sekian,
Mencintainya, namun tak kulihat sedikitpun pertanda dia mencintaiku juga
Bukankah cinta bukan hanya status yang tertampang jelas?
Bukankah cinta juga perlu perbuatan?
Bukankah cinta itu mengenai pasangan yangmengerti pasangannya?
Aku mengerti, selalu berusaha mengerti, walaupun ada air mata di ddalamnya
Tapi dia, tak kian mengerti .
Jika dia mengerti rasanya, pedihnya penantian, lalu mengapa dia datang sesukanya?
Atas segala rasa yang sudah meluap, segala rasa yang ku tahan
Aku ingin melepasnya .

Sabtu, 27 Juni 2015

yang pertama

Selamat malam . Hai bulan
Lama tak menyapa mu . Apa kabar ? Tak kujumpai caahaya itu . Cahaya yang menyinari permukaan , yang nampak indah dan menakjubkan . Aku merindukannya , bulan .
Bagaimana keadaanmu ? Aku .. Ingin berbicara kepadamu . Mengenai hal yang terjadi disekitarku . Tentang bintang yang tak lagi mengitari dan menghiasi malam dengan sinarnya . Yang ku puja atas keindahan langit karnanya ..
Hai bulan . Mungkin purnama ini pun tak dapat ku sentuh penampakanmu . tapi bukan berarti aku enggan . Kabut malam selalu menghalangi purnamamu . Kau tahu bahkan hal itu . Hari putih sering terhujan . Menggelap dan kelabu . Kesedihanpun kebetulan menghujam prasaanku. Namun kedatangannya membahagiakan . Aku tak bisa memilih, bulan . Bagaimana keadaan kawanmu itu ? Bintang . Ia semakin nampak bersinar indah bukan ? Ya, sinarnya memukau . Sudah sejauh mana kau mengejarnya ? Bintang begitu jauh . Warnanya biru ... Kau nampak hadirpun karnanya , sang bintang di penghujung selatan . Yang kau puja atas keindahan rasi dan sinarnya dalam kegelapan yang memukau dan menggugah rasa .
 Mampu menjadi unggun dan melawan arus angin yang membuatmu beku tanpa marah .. Bintang itu , menakjubkan bukan ? Aku ingin melihatnya tanpa pagi . Karna kedatangan bintang yang dekat atau surya itu menghadirkan kenyataan yang pahit setelah kelelapan tidur namun itulah yang memang harus aku jalani bukan ?
 Hai bulan . Bagaimana kondisimu dengan bintang ? Kuharap kau semakin baik saja . Ya bintang, tak lain adalah bintang yang paling bersinar biru .. Biru dan biru . Biru yang mempesona pandangan . Melampauinya , telah kah kau mampu ? Atau sudikah ia merangkulmu ? Atau jadikah kau menjadi pelengkap sinarnya wahai cahaya bulan ? Ingatkah hal itu ? Tidakkah ia mengerti ?! Bulan .. Kau tahu . Aku adalah dirimu. Rangkullah aku . Kembali mengejar bintang . Berusaha melampauinya tanpa batas . Kemudian jika mampu.. Jadilah kau menjadi pelengkap sinarnya seperti yang ia katakan padamu ..
Wahai bulan .. Indahkan malam ini walau tanpanya . Aku mohon padamu . Cahayamu memukau . Tegarlah , tembuskan cahayamu melawan kabut putih angkasa sana . Tegarlah , kuatlah . Mampulah kau bangkit jika terjatuh . Bulan ..
Tidak . Sudah cukup aku membicarakan bintang malam kemarin . Aku sudah meluangkan waktu menulisku untuknya . Aku enggan melakukannya jika tak dihargai . Mungkin lain waktu . Yang tadi adalah soal diriku, sebagai bulan maksudnya . Lihatlah pada langit . Nampakkah bulan bersama bintang ?
-Tsa

Kamis, 14 Mei 2015

14 April

1 bulan tanpa kabar, 1 hari dikabarin , lalu menghilang lagi, abis gitu tiba tiba nelfon
Kebayang kan, capeknya nunggu orang berbulan bulan tanpa kabar,tanpa kejelasan, tanpa kepastian, hubungan jarak jauh pula, kebayang hampanya kayak apa, dan semua itu terbayar ketika dia bilang :
“mau gak jadi pacar kaka?”
Oh god, aku harap aku gak mimpi saat itu.
Rasanya hati ini tuh lumer seketika, yang tadinya udahcapek, udah mau nyerah, mau berusaha buat suka sama orang lagi, nahan kangen sama orang yang jelas bukan siapa siapanya kita, itu kebayar! Bener bener kebayar!
Keima emang paling bisa bikin aku seneng, paling bisa buat bikin hati ini terbang, paling bisa bikin aku sedih dan hambar banget, paling bisa buat bikin aku nangis sedih, dan bikin aku nangis bahagia tentunya!
Tapi tunggu ... setelah tanggal 14 april ini, hubungan jarak jauh benar benar akan di mulai
Ini awal dari segala perjuangan dan penantian buat nunggu dia pulang, kesini.
LDR? Siapa takut?
Banyak yang ngeri sih kalo udah ngomongin soal hubungan yang perjuangan nya ga main main itu
“ngapain sih ldr an? Mending cari yang deket, yang pasti, bisa aja kan kamu di mainin?”
Temen aku bilang begitu.
Ada juga yang bilang
“ LDR itu harus di jalanin sama orang yang sabar banget dan harus rela di bohongin”
Sekilas aku setuju sih, Cuma orang orang yang ‘tingkat kesabaran tinggi’ yng bisa jalanin hubungan jarak jauh, tapi soal yang rela di bohongin itu aku sih pasrah anaknya, kalo emang keima bohong aku gapapa, toh yang dosa dia yang rugi juga dia dan yang karma juga dia.
Aku percaya soal komitmen yang udah di buat, percaya sama hubungan ini, ga peduli orang mau ngomong apa, jalanin aja, gausah di bawa ribet.
Yang penting, aku sayang keima dan keima sayang aku.
Dan yang pasti, mau ada ratusan cowok yang berusaha cair in hati aku dan berusaha bikin aku nyaman sama dia, aku gapeduli. Begitupun sebaliknya, aku yakin walaupun ada ratusan cewek yang ngantri suka sama keima, aku percaya keima bakal setia, no matter what, keima harus setia!
Mama ku sering bilang gini
“jadi orang itu harus sabar, harus ikhlas buat jalanin hidup, ga ada sabar yang gak kebales, kalo kita selalu sabar, Allah juga pasti bakal ngebales dengan ribuan kebahagiaan”
Itu quote mama yang paling nampar kalo menurut aku sih, yang Paling melekat.
Aku coba nerapin quote itu di kisah percintaan aku sama keima, dan itu emang bener. Berasa banget ujian demi ujian di sebulan pertama ngejalanin hubungan jarak jauh, tapi dengan sabar insyallah ..


Selasa, 28 April 2015

oh. aku hanya marah

Teruntuk kamu.

Mungkin kamu tak akan mengerti bagaimana rasanya dirundung kesepian seperti malam-malam yang selama ini kulalui. Ah ralat, maksudku sepanjang tik tok jam yang aku lalui, tak hanya malam-malam lagi. Setiap hari. Sebab toh kamu punya banyak sekali teman, banyak sekali obrolan dan perbincangan, pun rencana-rencana untuk pergi bersama entah dengan siapa yang jelas bukan aku.

Mungkin juga kamu tak akan pernah menyangka betapa pedih rasanya ketika kamu mau melakukan apapun yang seseorang minta, tapi dia tak melakukan hal yang sama. Seperti menjadikannya nomor satu sementara kamu bahkan tak menduduki posisi kedua, ketiga atau bahkan kelima dalam hidupnya.

Mungkin lagi, kamu tak akan pernah mau peduli betapa kamu begitu dicintai dan dibutuhkan. Ah benarlah, toh siapa yang peduli jika dia dibutuhkan? Orang-orang hanya peduli apa mereka membutuhkan atau tidak. Tapi dulu, aku pikir kamu tidak begitu. Tidak seperti orang-orang itu.

Mungkin kamu tidak akan tahu, bagaimana rasanya kehilangan seseorang sementara orang yang begitu kamu rindukan sama sekali tak merasa kehilangan. Ah, aku yakin kamu tidak tahu.

Mungkin yang kamu tahu adalah memanfaatkan waktumu semaksimal mungkin, membuat dirimu lelah sendiri, lalu bercerita panjang lebar atau justru marah-marah pada orang lain yang kebetulan bersedia mendengarkanmu.

Mungkin yang kamu tahu adalah pergi ke suatu tempat. Refreshing, katamu. Menghirup kesegaran suasana baru, tak perlu menceritakan apa-apa. Melakukan hal-hal yang menyenangkan hingga kamu lupa apa yang memberatkan dadamu. Tak salah. Sungguh aku tak menyalahkanmu.

Yang salah mungkin justru aku, memberimu waktu untuk sibuk sendiri, lalu aku kehilangan kamu.

Jadi tak salah sama sekali jika kamu memilih pergi mencari suasana baru, padahal ada aku yang siap mendengar ceritamu. Maka pedihlah hatiku saat kamu sedang lelah dan berkata, “aku tak punya teman bercerita”. Biasanya aku hanya tersenyum saja, padahal aku sudah menunggu ceritamu sejak lama.

Tak salah pula jika kamu memilih melakukan hal-hal yang menyenangkan sendirian, atau bersama teman-teman, atau entah siapa. Maka sedihlah saat aku mengajakmu pergi dan kau menolak. Makin sakit rasanya dadaku ketika kamu justru memamerkan keseruan kamu pergi ke sana, ke sini, ke situ tanpa aku yang selama ini menunggu ajakanmu.

Sekali lagi kamu tak salah.

Yang salah mungkin justru aku.

Kamu tak bertanggung jawab atas pedih, sedih, dan sakit yang aku rasakan karena kehilangan kamu. Yang bertanggung jawab mungkin adalah kesepian-kesepian yang aku ciptakan sendiri.

Mungkin bukan pula salahmu ketika kamu berubah menjadi bangsat.

Mungkin salah kecewaku yang terlalu mengharapkanmu untuk selalu ada dan tak pernah minggat.

Hahaha. Mungkin kesepian itu seharusnya memang dibunuh lalu dihilangkan dari kamus kehidupan. Agar tak banyak orang yang menderita seperti aku di luar sana.

Aku menyayangimu. Sungguh.

Ada dua pilihan bagiku untuk menghadapi kamu. Mungkin aku perlu berkata sarkas, tapi kamu nanti menangis dan sakit hati jika mendengarnya..

Atau aku biarkan kamu pergi. Dan tak pernah mengharapkanmu ada dalam hidupku lagi.

Oh ayolah, aku hanya marah.

Entah marah pada siapa. Bukan.. bukan padamu.

Aku tak mungkin mengatakan hal yang macam-macam karena aku tak mau melihatmu terluka. Tak pernah tega. Aku hanya pergi untuk sementara. Sampai kamu –jika aku beruntung- merasakan kesepian yang sama. Sampai kamu –jika aku beruntung lagi- merindukanku sama besarnya.

Aku hanya kesepian. Kesepian sekali.

Aku hanya sedang rindu. Rindu sekali.

Mungkin bukan hanya aku yang rindu padamu. Perbincangan seru merindukan kita. Kursi di café itu merindukan kita. Orang-orang aneh yang minta menjadi topik olok-olokan merindukan kita.

Ah.. Sudah, sudah.. Kamu tak perlu memikirkan tentang sakitnya sepi yang mengiris nadi. Itu urusanku. Kamu pergilah. Sampai kamu temukan hal-hal yang membahagiakan. Kelak ketika kamu merasa lelah, dan benar-benar tak ada yang mendengarkanmu, kamu bisa temui aku lagi.

Aku menunggu ceritamu lagi. Dengan secangkir kopi.

Semoga saat nanti, kalau kamu benar-benar datang, kamu datang seperti yang dulu, bukan yang bangsat seperti ini.

Dari yang mencintaimu pun yang terluka karena kehilangan kamu.

Nb: Untuk kamu yang membaca, pikirkan. Mungkin ada orang di luar sana yang telah lama kamu abaikan. Kamu biarkan tenggelam dalam kesepian. Sendirian.

Maka ambil ponselmu. Hubungi dia. Beri waktu bagi rindu-rindu untuk luntur dalam pertemuan kalian. Pada perbincangan yang menyenangkan. Percayalah, mereka merindukanmu. Sangat merindukanmu. Peluklah. Lalu katakan kamu pun merindukannya.
Repost from aratiararismala.com

Senin, 27 April 2015

wtf for my life

Kalian gak tau, kalian Cuma nilai dari apa yan kalian lihat.
Kalian bahkan gatau rasanya seorang anak yang keberadaannya bahkan tak di anggap, tak terlihat.
Kalian bahkan gatau, betapa sakit dan pedihnya perasaan ini saat kalian mengabaikanku,menganggapku kacung dirumah.
Kalian bahkan gatau, betapa tertekan dan lemahnya hiduku ini, berusaha kuat dan tegar di depan kalian .
Bahkan aku tak bisa lagi mengungkapkan lewat mana sakitnya, aku gak bisa lagi jelasin dari mana luka ini.
Aku Cuma diam, hanya diam. Berusaha membuat duniaku sendiri, mencoba merajut mimpi yang dicari
Tapi kenyataannya?
Apa aku ini terlihat ?
Apa aku ini begitu hina, sampai selalu dibandingkan dengan kaka kaka ky yang begitu hebat ?
Tau apasih kalian tentang hidupku? Duniaku?
Aku bahkan tak memiliki duniaku sendiri, dan aku hanya ingin membuatnya apa itu salah?
Aku memang lemah, mentalku tak begitu kuat menghadapi gila nya dunia ini.
Aku lelah, sungguh lelah,luka ini tertancam lebih dalam dan aku hanya diam ,tak ada yang tahu
 apa kalian melihatnya ?
aku bahkan sakit, apa kalian tahu si bodoh ini sakit?
Duniaku berantakan , saat aku mulai membuat duniaku sendiri, kalian membuat alurnya berbeda lagi.
Mentalku apasih?
Sering sakit sakitan , yang kurasa fisikku sudah lemah karna mentalku yag seperti ini..
Alurku berubah, kalian lh yang memainkan skenarionya
Aku lelah, benar benar lelah !
Kalian selalu menuntutku seperti apa yang kalian mau
Ah kalian semua tolol! Tak bisakah kalian melihat sakitnya ini?
Aku mohon, aku hanya ingin menjalankan duniaku sendiri, tolong jangan ubah lagi
Pergilah ..
Aku bahkan sudah terbiasa dengan kalian yang tak pernah menganggapku ada, mengabaikanku dan membuatku seperti kacung tak bertulang, lemah
Dan saat kalian memainkan skenario itu lagi, hancurkan saja aku, biarkan aku pergi
Tapi jujur saja, aku mencintai kalian, sungguh.
Perasaan seseorang yang selalu diam itu selalu dalam dari pada mereka yang mengungkapkan.
Malaikat kecil itu lahir, membuatku jatuh ke lubang yang lebih dalam.
Tapi kini, aku mencintai seseorang, sungguh..
Dia mengajarkanku bagaimana merajut mimpi dan merealisasikan semuanya, aku sedang membuat duniaku sendiri dan diisi dengan dia, dan segala mimpiku.
Jadi tolonglah, jangan hancurkan duniaku lagi
Jangan lemahkan aku, aku sudah terbiasa tanpa kalian, jadi pergilah .. biar ku buat duniaku sendiri tanpa kepalsuan dan kamuflase seperti sebelumnya.
Jangan pedulikan aku lagi.